Minggu, 09 Maret 2014

Kutukan Tuhan

Bahkan ketika wajahmu tak berpaling melihatku kembali. Aku sudah tak sanggup menunggu lebih lama lagi. Ada bagian dimana setiap jengkal kenangan menjadi sakit yang luar biasa. “Sudah hapuskan saja!” Teriakku. Habis sudah masaku, untuk tetap berdiri di tempat ini. Bersandar pada tiang besi sisi jalan. Mengucap setiap kesal yang bisa terucap. Menyumpahi diri sendiri, begitu bodohnya aku memilih jalan hidup begini. “kau bodoh Agnes, kau begitu bodoh!” kemudian semua orang menatapku, aku hanya menunduk di tempat yang sama. Meneteskan berjuta-juta air mata demi ragamu yang telah melukai. Laki-laki macam apa aku ini?