Selasa, 12 Juli 2016

Teruntuk anda, BOS.

Aku masih disini, karena apa?
Bukan karena harus, melainkan karena terpaksa. Alih-alih ingin, berfikir tuk bertahanpun sedikit sulit dan harus di paksakan.

Sampai kapan perlakuan ini akan bertahan?
Sampaikah aku bertahan di ujung?
Kata orang kenyamanan tidak bisa dibeli, tapi kali ini, aku menyangkalnya.
Kenyamananku telah dibeli, oleh kesenangan yang setiap bulan dirasakan.
iyaaa, setiap bulan menyogokku dengan uang.
Lebih dari Upah Minimum Regional, sekarang. Lebih dari itu, bahkan cukup untuk mengkredit rumah mewah nan megah.
Tapi kenyamananku direnggutnya, hak ku untuk merasa bebas dalam aturan-aturan yang mengikat telah digadainya.

Wahai pimpinan, tahukah anda bahwa saya sangat terpaksa dan memaksakan diri saya untuk berdiri tegak disamping anda?
Tahukah anda, bahwa saya hendak memilih menjauh dan berbalik badan kemudian pergi ke tempat lain?
Lalu tahukah anda, bahwa itu bukan hanya saya, melainkan beberapa dari kami merasakan hal yang sama?



Kami Jauh Dari Rasa Nyaman
Jauh dari rasa senang berada dalam situasi sekarang ini..
Realita terbentuk karena potongan adegan dan kisah yang menjadi satu rentetan, sedangkan ekspektasi hanya bualan kesenangan yang membuat seseorang terlena.
Ternyata kami terlena dengan karisma anda satu dua bulan di awal, hingga kini, semua perasaan itu hilang.

Terima Kasih telah menambatkan bekas sayatan pada kulit kami. Pada saya.
Terima Kasih atas kebijakan, ulil amri dan kebaikan-kebaikan anda.
Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan anda sesegera mungkin, dengan perlindunganNya.

Nantikan saya menyodorkan kata-kata perpisahan, di suatu pagi nanti,
Semoga anda senang mendengarnya, karena entah darimana keyakinn itu datang, saat-saat itulah yang anda tunggu-tunggu. Menjauhkan saya dari lingkaran ini, dan tanpa bersusah payah saya akan menjauh, sesegera mungkin, hingga tidak ada tetes air mata bagi mereka yang merasa kehilangan saya untuk tetap bersedih meski kenyataan itu berujung pahit.

Semoga anda, saya dan semuanya dimudahkan jalannya untuk bermuhasabah diri, memikirkan kembali apa yang telah diperbuat, baikkah burukkah? menyakiti kah? menyenangkan kah? dan sebagainya. Semoga kebahagiaan senantiasa mengelilingi kita dimanapun kita berada. aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar