Jumat, 28 November 2014

Welcoming to you

Sudah kelewat lupa saya sama blog ini. Lupa daratan kalau pernah menggoreskan sedikit luka di tempat ini. Andaikan saya seluang dulu, bisa saja setiap hari menjadi cerita. mengungkap perasaan-perasaan saya yang tidak pasti karena belum memiliki penghasilan.
ah sudahlah, semua sudah berlalu dg hikmat.

sejak postingan saya yang terakhir, tepatnya april 2014. sedangkan sekarang ini sudah akhir bulan november, hendak desember. sudah dekat dengan libur akhir tahun, tapi tampaknya saya tidak bisa melewati masa indah liburan panjang di akhir tahun ini. karena bos, menyuruh saya dan beberapa karyawan untuk menjadi among tamu di pesta pernikahan putranya tanggal 27 desember mendatang.
susah senangnya jadi karyawan. karyawan rancu macam saya ni.

Welcome to the Jungle in dunya, girl.

sudah lama saya bekerja di tempat yang sekarang ini. sejak februari hingga sekarang ini, masih. sudah bosan pula saya dengan rutinitasnya yang hanya begitu-begitu dan begitu saja. baiklah boleh diakui saya punya niatan untuk resign jika saja saya menemukan penggantinya. tapi sayang beribu sayang, sampai sekarang belum ada. dan entahlah kapan bisa.
Selama saya bekerja, gaji saya kurang lebih 3 jutaan. saya tidak dapat cuti terkecuali melahirkan ataupun menikah, atasan saya banyak maunya, bagus tidaknya kerjaan hanya dinilai dari seberapa anda bisa mensaving uang hasil kegiatan, bagus tidaknya pekerjaan anda, anda tidak akan naik jabatan, dan seberapa anda berusaha pasti ada cacatnya dan dicacatinya.
saya tidak mengada-ada girl. sudah saya bilang welcome kan? inilah dunianya, sudah jatuh tertimpa tangga juga. sudah kerja keras dicacatinya juga. mungkin mereka sudah tertutup matanya, bukan menutup mata lagi. karena sudah disimpulkan mereka tak punya hati nurani. yes!
saya bukan satu-satunya orang yang diperlakukan seperti itu, masih ada sekitar 10 orang ahh bukan, 11 orang. sebenarnya tidak bisa didiamkan, tapi saya pun bisa apa?
Girl, selama saya bekerja sudah berkali-kali saya mencari pekerjaan lain. yang terakhir lalu, saya melamar di salah satu badan jaminan kesehatan milik negara. tapi sayangnya, lagi-lagi, saya berhenti di 2/3 jalannya. sudah semacam kebiasaan kalau saya selalu gagal di wawancara, saya lebih suka diajak ngobrol santai, tidak dalam tekanan. beberapa kali sangat berbeda dengan tulisan saya.
Tidak sebentar pula, saya merasa sedih, tertekan dan gelo. sempat terfikir, lebih baik saya menganggur saja daripada bertahan dalam kondisi semacam ini. tidak lepas dari kesedihan orang tua saya, saya pun berusaha tenang dan tegar. macam suntikan yang sakit dan saya harus menahan sakitnya rasa sakit itu.
Dunya pernahkah anda memberikan kesempatan untuk usaha saya? semoga, saya percaya kamu bukan halangan bagi usaha saya untuk membahagiaakan ayah dan ibu saya.

2 komentar: