Jumat, 04 November 2011

Tiga kata

Tiba-tiba teringat oleh cerita ini .

Di sebuah desa, tinggallah sepasang suami istri beserta anak laki-lakinya. Anak ini masih berumur 3tahun, dan baru senang berlari-lari bermain dengan benda di sekelilingnya.
Ibu dan bapaknya yang hanya seorang petani, adalah orang yang tidak berpendidikan tinggi. Karena hama di sawah yang terlalu banyak, maka sang bapak membeli obat. Obat yang bapak beli berwarna warni, berbentuk tablet dan menggiurkan. Namun tak disangka, kalau obat itu adalah obat hama.
Suatu pagi, sang bapak akan pergi ke sawah untuk mengurus padi-padinya. Tak lupa beliau meracik obat tersebut secukupny, sisany dia letakkan di atas meja.
''bug, bapak pergi nyawah dulu yaaa, jaga si kecil. Jangan lupa obat hamany disimpen ya bug''
Ibu yang sedang memasak di dapur hanya bilang ''ya'' tanpa mengerti apa kata bapak.
Tiba-tiba datang si kecil ke ruang tamu, dia melihat obat itu. Mungkin buat dia itu menarik, sebab warnanya yang bagus. Ada merah,kuning,hijau dan menariknya botol penyimpananny tidak rapat. Sehingga dengan mudah si kecil mampu membukanya, meja yang tak terlalu tinggi juga membuatny mudah menggapainya.
Sang ibu, keluar dan tibalah di ruang tamu melihat sang anak terbujur kaku, dengan busa yang keluar dari mulutnya. Ya tuhaaaan, sang ibu segera membawa buah hatinya ke rumah sakit. Sang bapak menyusul namuun tak mampu dikata. Ketika sang bapak datang, dokterpun keluar ruangan dan memberi berita duka untuk keduanya.
Sang ibu menangis, sakit baginya. Melihat buah hatinya satu-satunya dipanggil tuhan, mati karena kelalaiannya.
Bapak yang melihat ibu, hanya bisa menahan air mata dan dengan besar hati dia berkata tiga buah kata.
''aku bersamamu sayang''
Bagi dia, anak memang segalany, tapi takdir apa mau dikata, baginy sekarang adalah istrinya, satu-satunya harta yang dia miliki.</div>
</div>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar