Selasa, 12 Juli 2016

Teruntuk anda, BOS.

Aku masih disini, karena apa?
Bukan karena harus, melainkan karena terpaksa. Alih-alih ingin, berfikir tuk bertahanpun sedikit sulit dan harus di paksakan.

Sampai kapan perlakuan ini akan bertahan?
Sampaikah aku bertahan di ujung?
Kata orang kenyamanan tidak bisa dibeli, tapi kali ini, aku menyangkalnya.
Kenyamananku telah dibeli, oleh kesenangan yang setiap bulan dirasakan.
iyaaa, setiap bulan menyogokku dengan uang.
Lebih dari Upah Minimum Regional, sekarang. Lebih dari itu, bahkan cukup untuk mengkredit rumah mewah nan megah.
Tapi kenyamananku direnggutnya, hak ku untuk merasa bebas dalam aturan-aturan yang mengikat telah digadainya.

Wahai pimpinan, tahukah anda bahwa saya sangat terpaksa dan memaksakan diri saya untuk berdiri tegak disamping anda?
Tahukah anda, bahwa saya hendak memilih menjauh dan berbalik badan kemudian pergi ke tempat lain?
Lalu tahukah anda, bahwa itu bukan hanya saya, melainkan beberapa dari kami merasakan hal yang sama?

Jumat, 28 November 2014

Welcoming to you

Sudah kelewat lupa saya sama blog ini. Lupa daratan kalau pernah menggoreskan sedikit luka di tempat ini. Andaikan saya seluang dulu, bisa saja setiap hari menjadi cerita. mengungkap perasaan-perasaan saya yang tidak pasti karena belum memiliki penghasilan.
ah sudahlah, semua sudah berlalu dg hikmat.

Selasa, 08 April 2014

SI SENGAK

Si Solikin, perempuan 27 tahun yang sampai sekarang belum menikah. Entah karna hal apa yang begitu pelik dan mendasarinya untuk berlama-lama menyendiri. Mungkin karna dia senang dan menikmati. Tapi begitu rupa membuatnya sedikit mengesalkan bagi teman-temannya. terutama bagi Karla. 
Sudah cukup bagi Karla mendapat tonjokan demi tonjokan dari setiap perkataanya. Sedikit tapi selalu menohok bagi Karla. "Ahh Karla, sedikitnya kamu harus bersabar" katanya.
Baginya tidak ada kata maaf dan sedikit dendam menggelayut. Sifat jelek yang tidak bisa dihindarkan dari Karla selama bertahun-tahun dia tumbuh menjadi orang yang lebih dewasa. 
Karla dan Solikin berada di tempat kerja yang sama, dan sayangnya mereka juga tinggal di kamar dan kos yang sama. Sesungguhnya sudah cukup bagi Karla untuk bertemu dan bertatap muka dengan Solikin. Tapi apa daya, Karla masih sulit mencari pengganti tempat tinggalnya sekarang.

Minggu, 09 Maret 2014

Kutukan Tuhan

Bahkan ketika wajahmu tak berpaling melihatku kembali. Aku sudah tak sanggup menunggu lebih lama lagi. Ada bagian dimana setiap jengkal kenangan menjadi sakit yang luar biasa. “Sudah hapuskan saja!” Teriakku. Habis sudah masaku, untuk tetap berdiri di tempat ini. Bersandar pada tiang besi sisi jalan. Mengucap setiap kesal yang bisa terucap. Menyumpahi diri sendiri, begitu bodohnya aku memilih jalan hidup begini. “kau bodoh Agnes, kau begitu bodoh!” kemudian semua orang menatapku, aku hanya menunduk di tempat yang sama. Meneteskan berjuta-juta air mata demi ragamu yang telah melukai. Laki-laki macam apa aku ini?